Rabu, 22 Juni 2016

Budaya dan Makanan di kota Lumajang, Jawa Timur

  • Kesenian Khas Lumajang (Jaran Kencak, Tari Topeng Kaliwungu, dan Tari Glipang Lumajang)

Lumajang sebagai daerah yang menyimpan beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan Lamajang tentunya menyimpan sebuah kesenian yang menjadi khas dari Lumajang. Ada beberapa kesenian yang dimiliki oleh Lumajang. Kesenian ini pula yang menemani peristiwa dan cerita sejarah di Lumajang. Pada postingan kali ini saya akan menampilkan 3 kesenian yang dimiliki oleh Lumajang, yaitu ada Jaran Kencak, Tari Topeng Kaliwungu, dan Tari Glipang Lumajang.

Dibawah ini akan saya jabarkan mengenai kesenian yang sudah disebutkan diatas.




1. Jaran Kencak

Jaran Kencak adalah kesenian tradisional khas Lumajang. Konon kesenian ini lahir pada masa Arya Wiraraja yang memerintah Kerajaan Lamajang (sekarang berada di Desa Biting, Sukodono, Lumajang) yang wilayahnya meliputi Tapal Kuda dan Madura.



Diyakini, orang yang pertama kali menciptakan kesenian ini bernama Klabisajeh, seorang pertapa suci yang tinggal di lereng Gunung Lemongan. Berkat kesaktiannya Klabisajeh bisa membuat kuda liar tunduk dan pandai menari sehingga jadilah Jaran Kencak; Jaran artinya Kuda, Kencak artinya Menari. "Jadi Jaran kencak pantas sebagai kesenian khas Lumajang," ujar A'ak Abdullah Al Kudus.

Pada jamannya, kesenian ini adalah bentuk-bentuk ekspresi suka cita masyarakat dari sebuah wilayah yang makmur sejahtera; gemah ripah loh jinawi. Ada juga yang menyebutkan bahwa kesenian ini sebagai bentuk penghormatan kepada kuda kesayangan Ranggalawe putra dari Arya Wiraraja yang bernama Nila Ambhara yang terkenal sebagai kuda paling tangguh dan pintar pada jaman itu.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa baik Arya Wiraraja maupun Ranggalawe merupakan raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Akhirnya saat Lamajang diserah musuh, kerajaan di Bima mengirimkan bantuan balatentaranya pasukan berkuda yang dijelaskan dalam kronik cina. "Dalam catatan cina, Lamajang Wirabhumi adalah yang makmur dan sejahtera, maju dalam bisang sosial, ekonomi dan pembangunan," ujar Rida Fitrai, novelis Sejarah Lumajang.

2. Tari Topeng Kaliwungu

Tari Topeng Khas Kaliwungu, masih lestari sampai sekarang, orang yang berpengaruh terhadap lahirnya tari Topeng di Kaliwungi adalah Alm. Senemo, Seorang seniman asal kaliwungu yang hingga akhir khayatnya yang selalu berkomitmen mengembangkan dan melestraikan tradisi seni budaya asli Lumajang. beliau juga pernah mendapatkan penghargaan dari Gubenrnur Jawa Timur sebagai seniman Jawa Timur.


Tari topeng Kaliwungu ini berangkat dari pertunjukan wayang topeng yang ada di desa Kaliwungu Kabupaten Lumajang. Tarian topeng ini pada mulanya sebagai bagian dari pertunjukan sandur di Lumajang, terutama ditampikan pada bagian awal. Bagian dari penyajian yang umumnya digunakan untuk mengawali pertunjukan tersebut diangkat sebagai tarian lepas dengan nema Topeng Kaliwungu

Gerakan Tarian ini menggambaran perpindahan Arya Wiraraja raja Kerajaan Lamajang dari Sumenep ke Lamajang, gerakan yang tegas khas madura kemudian juga ada gerakan-gerakan yang lembut khas jawa. Memang tidak mudah karena tari topeng berkultur Madura yang diiringi dengan alat musik, kenong telok ini untuk bisa bertahan lama. Selain sulitnya masyarakat Madura meninggalkan tradisi ini tetapi di desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh yang nota bene sebagian besar tinggal suku Madura, seni Tari Topeng Khas Kaliwungu sampai kini masih dipertahankan dan dilestarikan.

3. Tari Glipang 

Ketipung Lanang, Ketipung Wedok, Iringi Tari Glipang Kesenian Glipang menjadi tradisi turun temurun. Konon, tarian ada sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.


Meskipun dibawah tekanan dan penjajahan, masyarakat masih bisa menghibur diri dengan permainan alat musik sederhana untuk mengiringi gerak gertk penarinya. Biasanya, tarian Glipang yang diyakini berasal dari Lumajang ini, biasanya dimainkan 5 penari laki laki. Mereka melakukan gerakan perpaduan pencak silat dan gerak sholawat yang biasanya diiringi dengan Jidor (alat musik yang digunakan di mushola).

Dengan perpaduan alat musik lainnya, seperti terbangan, ketipung lanang, ketipung wedok, para penari tampil enerjik menyesuaikan dengan iringan musiknya. Sedangkan Syair lagunya di ambil dari surat berjanjen dan selain untuk hiburan, tarian Glipang digunakan untuk sarana penyebaran agama Islam

Di Lumajang, tarian Glipang masih cukup diminati masyarakat. Bahkan, sejumlah kelompok sendra tari, masih tetap melestarikan kesenian Glipang ini.

Mereka tidak hanya mengajarkan ke para siswanya, tetapi sering pula diundang sekolah – sekolah untuk memperkenalkan Glipang kepada kalangan pelajar Hanya saja, harus diakui eksistensi Tari Glipang sendiri perlu mendapat dukungan pemerintah, sehingga kesenian khas Glipang Lumajang tidak sampai hilang ditelan bumi.

Syukur, kalau kemudian tarian ini menjadi materi ekstrakurikuler yang diterapkan di sekolah-sekolah sehingga kedepan kelestariannya tetap terjaga.


(Sumber)

  • Makanan Khas di Kota Lumajang

Kota Pisang | Lumajang merupakan sebuah kabupaten dijawa timur yang terkenal dengan penghasil pisang yang sangat banyak, karna hal inilah yang menjadikan kota ini mendapat julukan kota pisang. Pisang yang paling terkenal di Lumajang ini adalah pisang agung. Pisang agung ini jarang sekali bisa dijumpai di daerah lain. Selain itu, Lumajang juga terkenal memiliki makanan khas yang unik dan dan tidak akan dijumpai di daerah lain.

Berikut Makanan Khas Lumajang Yang Paling Memikat Yaitu : 

1. Pisang Goreng Pasir


Pisang goreng yang satu ini tentunya berbeda dengan pisang goreng pada ununnya. Pisang goreng pasir bukan berarti pisang yang menggunakan pasir, melainkan pisang goreng yang dilapisi dengan tepung roti serta membentuk suatu kesamaan menyerupai lapisan pasir. Pisang goreng pasir memiliki tekstur yang kasar, renyah dan juga gurih.

2. Lupis Lumajang



Lupis merupakan makaan khas Lumajang yang terbuat dari beras ketan yang kemudian direbus dalam waktu yang cukup lama. Cara pembuatan lupis lumajang ini mirip seperti lontong. Kesan pertama saat menyantap makanan ini yaitu terasa kenyal-kenyal di lidah. Lupis bisa disajikan bersama dengan cenil, apem dan juga klepon.

3. Pecel Telo



Pecel telo terbuat dari dari sayur-sayuran, semanggi, jantung pisang, genjer, kacang panjang dan kecambah yang kemudian diberi bumbu dengan bahan baku ubi jalar atau orang lumajang menyebutnya telo.

4. Bledus Khas Lumajang



Bledus merupakan makanan yang terbuat dari jagng pipil kering yang kemudian direndam selama satu malam. Setelah itu, jagung yang sudah direndam tadi direbus dalam waktu yang cukup lama hingga jagung tersebut lunak. Bledus biasa disajikan dengan parutan kelapa yang ditabur diatasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar