Televisi Dan Konsumerisme

Dalam era digital saat ini Televisi sudah menjadi barang yang hampir di semua rumah mempunyainya. Setiap rumah pasti mempunyai Televisi di rumahnya, mulai dari anak-anak higga orang tua pasti tiap hari menonton acara yang di tayangkan di Televisi. Banyak tontonan yang ditayangkan di Televisi dengan berbagai genre, seperti talkshow, berita, film, acara musik, dan masih banyak lagi.

Televisi sudah menjadi kebiaasaan untuk ditonton oleh orang-orang saat sedang tidak ada kegiatan. Membunuh waktu senggang dengan menonton acara yang mereka gemari. Kebanyakan orang menjadikan Televisi sebagai perantara dengan tujuan agar mereka bisa mengetahui apa yang terjadi di dunia luar sana, tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya kebanyakan orang-orang langsung percaya begitu saja dengan apa yang mereka dengar pertama di Televisi, seolah-olah Televisi sudah menjadi panutan akan apapun yang terjadi di dunia luar.

Di sisi lain, orang-orang yang menjadikan Televisi sebagai panutan juga mempunyai tingkat konsumerisme diluar batas wajar terhadap Televisi itu sendiri. Tidak membagi waktu dengan bijak, mereka malah membunuh waktu yang bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat daripada hanya diam di depan layar Televisi melihat dan mendengarkan manipulasi kejadian walau tak semuanya apa yang disampaikan belum tentu bagaimana kebenarannya.

Menonton Televisi boleh saja, asal orang-orang bisa memilah dan memilih mana tontonan yang memang benar-benar pantas untuk ditonton dan tidak menjadikan Televisi sebagai panutan. Karena apa yang disampaikan di Televisi tidak semuanya benar, banyak kalangan yang menyampaikan pesan dan menyajikan acara hanya untuk menaikkan rating dan belum tentu benar beritanya, tanpa tahu bagaimana dampak bagi masyarakat luas. Sebagai orang yang menolak pembodohan atas media, seharunya orang-orang lebih cerdas dalam menyikapi Televisi dalam era digital yang kebanyakan di manupulasi.